Kelompok Perempuan Pengkaji Seni asal Surabaya menyabet hadiah uang Rp 100 juta di ajang Bandung Contemporary Art Awards 7 atau BaCAA.
Mereka membuat karya pertunjukan atau performance art berjudul Rotary.
Temanya menyoroti soal pekerjaan perempuan.
Dalam pertunjukannya di galeri Lawangwangi, Bandung, lima seniman anggota kelompok itu duduk melingkar di atas kursi.
Berpakaian seragam berupa gaun putih, masing-masing memangku mesin jahit kecil.
Mereka menjahit kain-kain perca hingga tersambung memanjang.
Pertunjukan itu dilakukan setelah pengumuman tiga orang pemenang dari total 15 seniman finalis, Jumat malam, 12 Agustus 2022.
Ajang BaCAA kali ini melibatkan dewan juri yaitu perupa sekaligus pengamat seni kontemporer FX Harsono, Direktur Art Fair Indonesia Tom Tandio, Direktur The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) Aaron Seeto, serta dua orang kolektor seni yaitu Evelyn Halim dan Wiyu Wahono.
Menurut Aaron Seeto, para juri sangat terkesan dengan kualitas dan keragaman karya para seniman peserta.
Ketiga pemenang yang terpilih merupakan hasil dari diskusi panjang.
“Para juri sangat terpukau dengan relevansi karya-karya terpilih dengan situasi kita hari ini,” ujarnya, Jumat 12 Agustus 2022.
Pemenang lain yaitu Patriot Mukmin, mendapat hadiah berupa residensi seni di Intermondes, la Rochelle, Perancis.
Karyanya yang berjudul Discourse of the Deseases mengangkat tema soal pandemi Covid-19 dan berbagai kebohongannya yang beredar.
Sementara Victoria Kosasie, diganjar hadiah art trip ke pusat seni rupa internasional.
Karyanya berupa performance art juga dengan judul Basins, yang ditampilkan setelah pengumuman juara.
Sambil berbaring dan membacakan 50 petuah ibunya, air yang luber dari wadah di atas dadanya mengucur membasahi tubuhnya.
Seluruh karya 15 finalis kini tengah dipamerkan hingga 18 September 2022 di Galeri Lawangwangi.
ANWAR SISWADI