Latest Post

Mengenal Lebih Dalam Akan Jenis Oil Flow Meter & Fungsinya Untuk Kebutuhan Anda Cilantro Thai To Go Restoran Menikmati Masakan Kuliner Thailand

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang mempengaruhi fisik dan otak anak, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.

Sebab itu para orang tua disarankan untuk memantau perkembangan tumbuh kembang anak agar bisa mengetahui gejalanya.

Namun masih banyak masyarakat yang menganggap stunting adalah keturunan, padahal masih banyak faktor penyebab lainnya, seperti faktor perilaku, lingkungan sosial budaya dan ekonomi, serta pelayanan kesehatan.

Menurut dokter spesialis anak, Ananta Fittonia Benvenuto, stunting yang disebabkan faktor perilaku dan pelayanan kesehatan.

“Kebanyakan kalau kita ini masalah infeksi, di NTB infeksi masih cukup tinggi, jadi kenapa makanya di program nasional kami disarankan untuk memberikan vaksin PCV,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan Aksi Gizi Generasi Maju bersama Danone, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2023.

Heru Budi Sebut Pemutakhiran Data untuk Atasi Kemiskinan Dan Stunting DKI Jakarta Selain infeksi, faktor penyebab stunting lainnya adalah masalah asupan nutrisi juga masih kurang karena tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang.

“Anak-anak itu lebih banyak diminta makan sayur padahal protein hewani yang diutamakan.

Sayuran boleh tapi hanya untuk mengenal saja,” tambah dr.

Ananta.

Langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan antara lain dengan memperbaiki pola makan, pola asuh, dan peningkatan sanitasi serta air bersih.

Dengan memberikan protein hewani yang penting untuk mencegah stunting, memperbaiki pola asuh sejak dari masa kandungan dengan menutrisi dan mengedukasi ibunya, serta mencegah infeksi.

Terlebih untuk anak-anak yang di tinggal di daerah yang rentan terpapar infeksi, seperti Tempat Pembuangan Akhir atau TPA.

“Masyarakat disarankan untuk menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum makan, membuang kotoran di jamban, serta asupan nutrisi di posyandu tertentu untuk anak-anak,” ujar dr.

Ananta yang berpraktik di RSUD Pentingnya Peran Posyandu dalam Kampanyekan Gizi Seimbang Salah satu pemulung di TPA Kebun Kongok, Lombok Barat, Aminah menceritakan anak keduanya sempat mengalami stunting.

Dia mengetahui anak keduanya yang berusia 3,5 tahun mengalami stunting setelah menjalani pemeriksaan rutin di Posyandu.

“Pernah tiga bulan yang lalu ada catatan masuk, anak saya masuk stunting, beratnya kurang naik, tingginya juga,” ujarnya.

Wanita berusia 30 tahun itu mengatakan anaknya kerap diberi camilan saat diasuh oleh sang nenek.

Setelah diberi tahu anaknya masuk dalam kategori stunting, dia mendapatkan informasi dari petugas kesehatan Posyandu agar memberikan makanan yang sehat.

“Saya sering kasih telur, ikan.

Setelah saya bekerja di sini saya bisa memenuhi sedikit-sedikit, ditambah jualan kardus,” jelasnya.

Aminah pun berusaha memenuhi kebutuhan asupan protein anaknya dari penghasilan sebesar Rp 200 ribuan setiap dua minggu.

“Saya belikan telur, kalau beras tidak tiap hari.

Saya juga sisihkan dari setiap hari,” ujarnya.

Saat ini berat badan anak kedua Aminah berangsur naik setelah memperbaiki asupan yang dibutuhkan.

Tak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, Aminah juga menjaga kebersihan sanitasi setelah bekerja di TPA.

Seperti mencuci tangan dengan air bersih setelah beraktivitas dan memakai sarung tangan.

Edukasi stunting dari gejala hingga pencegahannya sangat penting dilakukan.

Terlebih angka stunting di NTB cukup tinggi 75.503 anak.

“Kami di NTB ini sedang perang stunting, kematian bayi, kematian ibu hamil, pernikahan anak.

Dengan posyandu keluarga dapat melayani bayu dan ibu hamil.

Karena kita tahu bila berbicara tentang stunting itu tidak hanya soal ibu hamil dan bayi saja, namun bagaimana temaja siap untuk menjadi ibu yang sehat untuk anak-anaknya kelak,” ujarnya Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah.

Tak hanya pemerintah setempat, Danone Indonesia juga menunjumman kepedulian terhadap kasus stunting.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, pihaknya terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemerintah daerah dalam pencegahan stunting dan kesehatan lingkungan.

“Salah satunya melalui edukasi yang dapat berperan sebagai kunci untuk merubah perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan stunting serta kebersihan lingkungan bagi masyarakat di NTB,,” ujarnya.

Pilihan editor: Cegah Stunting, Utamakan Protein Hewani Dibanding Nabati bagi Balita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *